MODUL 1. PROFESI KEGURUAN DALAM MENGEMBANGKAN SISWA
Kegiatan
Belajar 1 : Apa, Mengapa, dan bagaimana Pekerjaan Profesi
Profesi adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise),
menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
diperoleh dari Lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan
kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri profesi yaitu :
1.
Ada standar
kerja yang baku dan jelas
2.
Ada lembaga
pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi dengan standar kualitas
akademik yang bertanggung jawab
3.
Organisasi
profesi
4.
Etika dan kode
etik profesi
5.
Sistem imbalan
6.
Pengakuan dari
masyarakat
Omstein dan Levine ciri-ciri profesi
antara lain :
1.
Melayani
masyarakat, merupakan karier sepanjang hayat
2.
Memerlukan
bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak
semua orang dapat melakukannya)
3.
Menggunakan
hasil penelitian dam aplikasi dari teori ke praktik
4.
Memerlukan
pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5.
Terkendali
berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
6.
Otonomi dalam
membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
7.
Menerima
tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
8.
Mempunyai
komitmen terhadap jabatan dan klien: dengan penekanan terhadap layanan yang
diberikan
9.
Menggunakan
administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari supervisi dalam
jabatan
10.
Mempunyai
organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
11.
Mempunyai
asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan anggotanya
12.
Mempunyai kode
etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang
berhubungan dengan layanan yang diberikan
13.
Mempunyai kadar
kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap anggotanya
14.
Mempunyai status
sosial dan ekonomi yang tinggi
Menurut Sanusi, et. al (1991) ciri-ciri
utama suatu profesi antara lain :
1.
Suatu jabatan
yang memiliki fungsi dan signifikasi social yang menentukan
2.
Jabatan yag
menuntut keahlian/keterampilan tertentu
3.
Keterampilan/keahlian
yang dituntut jabatan itu dapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan
teori dan metide ilmiah
4.
Jabtan itu
berdasarkan batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik, dan eksplisit
yang bukan anya pendapat khayalak umum
5.
Jabatan itu
memerluakan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama
6.
Proses
pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan
aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri
7.
Dalam memberikan
layanan kepda masyarkat anggota profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang
dikontrol oleh organisasi profesi
8.
Tiap anggota
profess mempunyai kebebasan dalam judgment terhadap permasalahan profesi
yang dihadapinya
9.
Dalam praktiknya
melayani masyarakat, anggota profess otonom dan bebas dari campur tangan orang
luar
10.
Jabatan ini
mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan karenanya memperoleh
imabalan yang tinggi pula
Menurut Robert W. richey (1974)
ciri-ciri profesi adalah :
1.
Lebih
mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada pelayanan pribadi
2.
Seorang pekerja
professional, secara relative memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari
konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus untuk mendukung
keahliannya
3.
Memiliki
kialifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perembangan dalam pertumbuhan jabtan
4.
Memiliki kode
etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap serta cara kerja
5.
Membutuhkan
suatu kegiatan intelektual yang tinggi
6.
Adanya
organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya
7.
Memberi
kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian
8.
Memandang
profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang
anggota yang permanen
Menurut D. Westby Gibson (1965)
ciri-ciri keprofesian adalah sebagai berikut :
1.
Pengakuan oleh
massyarakat terhadap pelayanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh
kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi
2.
Dimilikinya
sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang
unik
3.
Diperlukannya
persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang mampu melaksanakan suatu
pekerjaan professional
4.
Dimilikinya
suatu mekanisme untuk menyaring sehingga mereka yang dianggap kompeten yang
diperbolehkan bekerja untuk lapangan tertentu
5.
Dimilikinya
organisasi professional yang disamping melindungi kepentingan anggotanya dari
saingan kelompok luar, juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan
kepada masyarakat, termasuk tindak etis professional pada anggotanya
Kegiatan
Belajar 2 : Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
Profesi guru adalah
suatu profesi yang utuh, dan banyak orang berpendapat bahwa guru hanya jabatan
semiprofessional tau profesi yang baru muncul (emerging profession)
karena belum semua ciri-ciri dapat memenuhi.
Menurut Sanusi et. al.
(1991:23) terdapat enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam
pendidikan, antara lain :
1.
Subjek
pendidikan adalah manusia yag memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan
perasaan dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; pendidikan dilandasi
oleh nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia
2.
Pendidikan
dilakukan secara internasional, yakni sadar bertujuan maka pendidikan menjadi
normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara
universal
3.
Teori-teori pendidikan
merupakan jawaban kerangka hipoetesis dalam menjawab ppermasalahan pendidikan
4.
Pendidikan
bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potensi
yang baik untuk berkembang
5.
Inti pendidikan
terjadi dalam prosesnya
6.
Sering terjadi
dilema antara tujuan utama pendidikan
Kompetensi yang harus dimiliki guru
professional, antara lain :
1.
Kompetensi
Profesional, memiliki pengetahuan yang luas serta penguasaan metodologis dalam
arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode dalam proses
belajar yang tepat
2.
Kompetensi
Personal, memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber
identifikasi yang mantap
3.
Kompetensi
Sosial, memnunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial
4.
Kemampuan
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang mengutamakan nilai kemanusiaan
dari pada nilai material
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru
menurt Robert W. richey (1974) antara lain :
1.
Para guru akan
bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk
kepentingan pribadi
2.
Para guru secara
hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi
mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru
3.
Para guru
dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan tinggi dalam hal bahan
mengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan
4.
Para guru dalam
organisasi professional, memiliki publikasi professional yang daapat melayani
para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan
yang terjadi
5.
Para guru
diusahakan untuk selalu mengikuti kursus, workshop, seminar, konvensi serta
terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service
6.
Para guru diakui
sepenuhnya sebagai suatu kareir hidup
7.
Para guru
memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun local
Menurut National Education Assotiaon
(NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Jabatan yang
melibatkan intelektual
2.
Jabatan yang
menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3.
Jabatan yang
memerlukan persiapan latihan yang lama
4.
Jabatan yang
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5.
Jabatan yang
menjanjikan kareir hidup dan keanggotaan yang permanen
6.
Jabatan yang
menentukan bakunya sendiri
7.
Jabatan yang
mementingkan layanan diatas keuntungan pirbadi
8.
Jabatan yang
mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat
Tujuan kode etik profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan organisasi profesi itu sendiri, yaitu anta lain untuk :
1.
Menjunjung
tinggi martabat profesi
2.
Menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggotanya
3.
Meningkatkan
pengabdian para anggota profesi
4.
Meningkatkan
mutu profesi
5.
Meningkatkan
mutu organisasi profesi
Dasar-dasar guru Indonesia/ kode etik
guru Indonesia, antara lain :
1.
Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk mementuk martabat manusia Indonesia seutuhnya
yang beriwa Pancasila
2.
Guru memiliki
dan melaksanakan kejujuran professional
3.
Guru berusaha
memperoleh informasi tentang peserta didik seagai bahan melakukan bimbingan dan
pembinaan
4.
Guru menciptakan
suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar
5.
Guru memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan
6.
Guru secara
pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya
7.
Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawana sosial
8.
Guru secara
bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian
9.
Guru melaksanakan
segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Kegiatan
Belajar 3 : Latar Belakang dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Jabtan guru
dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat
dengan adaanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk
menghasilkan guru yang professional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi
satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru.
PGRI didirikan di
Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia
dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa (Hermawan S., 1989). Salah satu
tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kegiatan profesi
guru seta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya
terdapat 4 misi uatama PGRI, antara lain :
1.
Misi
politis/ideologis
2.
Misi
persatuan/organisatoris
3.
Misi profesi
4.
Misi
kesejahteraan
Selain PGRi ada organisasi resmi lain,
antara lain :
1.
ISPI (Ikatan
Sarjana Pendidikan)
2.
IPBI (Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia)
3.
HISAPIN
(Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia)
4.
HSBI (Himpunan
Sarjana Bahasa Indonesia)
Secara konseptual dam umum, ruang
lingkup kerja guru itu mencakup aspek-aspek :
1.
Kemampuan
professional
a. Penguasaan
materi pelajaran
b. Penguasaan
wawasan kependidikan dan keguruan
c. Penguasaan
proses pendidikan
2.
Kemampuan
sosial, kemampuan menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
3.
Kemampuan
personal (pribadi)
Keandalan seorang yang professional
dapat dilihat dari berbagai segi berikut ini :
1.
Mengetahui,
memahami dan menerapkan apa yang harus dikerjakan
2.
Memahami mengapa
dia harus melakukan pekerjaan itu
3.
Memahami serta
menghormati batas-batas kemampuan dan kewenagan profesinya dan menghormati
profesi lain
4.
Mewujudkan
pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik, mengajar dan melatih
Ruang lingkup profesi guru dibagi dalam
2 (dua) gugus, yaitu :
a.
Gugus
pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional
b.
Gugus kemampuan
professional
MODUL 2
Kompetensi Kepribadian,
Sosial, dan Profesional Guru
Kegiatan
Belajar 1 : Kompetensi Kepribadaian Guru
Kompetensi kepribaian
adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku guru itu sendiri yang kelak
harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Fungsi utama seorang
guru adalah sebagai teladan bagi murid-muridnya dan hal ini dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo
mangun karso, Tut wuri handayani artinya guru harus menjadi contoh dan
teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi
dari belakang.
Beberapa kompetensi
kepribadaian guru, antara lain sebagai berikut :
1.
Beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Percaya kepada
diri sendiri
3.
Tenggang rasa
dan toleran
4.
Bersikap terbuka
dan demokratis
5.
Sabar dalam menjalani
profesi keguruannya
6.
Mengembangkan
diri bagi kemajuan profesinya
7.
Memahami tujuan
pendidikan
8.
Mampu menjalin
hubbungan insani
9.
Memahami
kelebihan dan kekurangan diri
10.
Kreatif dan
inovatif dalam berkarya
Kegiatan
Belajar 2 : Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial guru
merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengambangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan warga Negara.
Fungsi kompetensi
sosial guru adalah sebagai berikut :
1.
Motivator dan
Inovator dalam Pembangunan Pendidikan
2.
Perintis dan
Pelopor Pendidikan
3.
Penelitian dan
Pengkajian Ilmu Pengetahuan
4.
Pengabdian
Jenis-jenis kompetensi
sosial yang harus dimiliki guru menurut Cece Wijaya (1994) adalah sebagai
berikut :
1.
Terampil Berkomunikasi
dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik
2.
Bersikap
Simpatik
3.
Dapat Bekerja
Sama dengan Dewan Pendidikan.Komite Sekolah
4.
Pandai Bergaul
dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan
5.
Memahami Dunia
Sekitarnya (Lingkungan)
Kegiatan
Belajar 3 : Komponen Kompetensi Profesional
Menurut Cooper ada 4
komponen kompetensi profesional, yaitu :
1.
Mempunyai
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia
2.
Mempunyai
pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
3.
Mempunyai sikap
yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang
dibinanya
4.
Mempunyai
keterampilan dalam teknik mengajar
Menurut
Johnson ada 3 komponen kompetensi professional, yaitu :
1.
Penguasaan
materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan
konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkan itu
2.
Penguasaan dan
penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan
3.
Penguasaan
proses-proses pendidikan, keguruan pembelajaran siswa
Menurut
Depdikbud ada 19 kompetensi professional guru adalah sebagai berikut :
1.
Penguasaan bahan
pelajaran beserta konsep-konsep
2.
Pengelolaan
program belajar mengajar
3.
Pengelolaan
kelas
4.
Pengelolaan dan
pengggunaan media serta sumber belajar
5.
Penguasaan
landasan-landasan kependidikan
6.
Kemampuan
menilai prestasi belajar mengajar
7.
Memahami
prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah
8.
Menguasai metode
berpikir
9.
Meningkatkan
kemampuan dan menjalankan misi professional
10.
Memberikan
bantuan dan bimbingan kepada peserta didik
11.
Memiliki wawasan
tentang penelitian pendidikan
12.
Mampu
menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
13.
Mampu memahami
karakteristik peserta didik
14.
Mampu
menyelenggarakan administrasi sekolah
15.
Memiliki wawasan
tentang inivasi pendidikan
16.
Berani mengambil
keputusan
17.
Memahami
kurikulum dan perkembangannya
18.
Mampu bekerja
berencana dan terprogram
19.
Mampu
menggunakan waktu secara tepat
Kegiatan
Belajar 4 : Hubungan Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Menurut Johnson (1980)
penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkannya dan
konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.
Ada dua cara memandang
materi atau bahan ajar, yaitu :
1.
Dari sudut isi
bahan ajar, bahan ajar digolongkan menjadi 6 jenis
a. Fakta
b. Konsep
c. Prinsip
d. Keterampilan
e. Pemecahan
Masalah
f. Proses
2.
Dari sudut cara
pengorganisasian bahan ajarnya dibagi menjadi 4 jenis
a. Bahan
Bidang Studi Linier
b. Bahan
Bidang Studi Kumulatif
c. Bahan
Bidang Studi Praktikal
d. Bahan
Bidang Studi Eksperensial
Alasan pengembangan
dalam pemilihan bahan ajar adalah sebagai berikut :
1.
Bahan bidang
studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan
2.
Bahan bidang
studi tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru
3.
Bahan bidang
studi yang makin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media
komunikasi
4.
Bahan bidang
studi yang makin bertambah itu dipelajari melalui berbagai pendekatan, baik
pendekatan metode penyampaian pelajaran maupun melalui pembelajaran yang
digunakannya
Kriteria dalam memilih
bahan bidang studi antara lain sebagai berikut :
1.
Bahan bidang
studi yang diajarkan adalah bersifat fundamental
2.
Bahan bidang
studi yang hangat (current event)
3.
Bahan bidang
studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari (persisten life situation)
4.
Bahan bidang
studi yang mengandung unsur pemecahan masalah
Untuk memperoleh
keterampilan kamampuan mengajar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Latihan
menganalisis tugas-tugas belajar
2.
Latihan merumuskan
tujuan-tujuan pembelajaran umum yang berpusat pada hasil yang diharapkan
3.
Latihan
menetapkan indikator-indikator tingkah laku yang spesifik dari kata kerja yang
dipakai oleh tujuan pembelajaran umum
4.
Latihan memilih
indikator-indikator yang sesuai dengan tingkah laku kemampuan siswa
5.
Latihan
merumuskan tujaun pembelajaran khusus pada indikator-indikator terpilih
Hubungan antara
penguasaan materi ajar dengan kemampuan mengajar sebagai berikut :
1.
Penguasaan
materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar
2.
Guru yang
memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di dalam
merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas
3.
Guru yang sudah
menguasai betul materi yang akan disampaikan kepada siswa akan berusaha
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya
4.
Guru yang
menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk
diterapkan sesuai dengan perkembangan situasi di kelas dan tidak terlalu
terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah dirumuskan sebelum
memasuki kelas
5.
Guru yang
meguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan
materi ajarnya
Kegiatan
Belajar 5 : Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional
menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan
berdasarkan analisis situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika
menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran.
Keputusan transaksional
merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan
pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan umpan balik yang diperoleh
guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi dalam PBM yang sedang
berlangsung. Keputusan transaksional diambil karena adanya prubahan situasi dan
kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.
MODUL 3 : Berbagai
Peran Guru dalam Pembelajaran
Kegiatan
Belajar 1 : Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Dalam pandangan lama,
para ahlimembagii konsentrasi studi tentang perkembangan anak dalam :
1.
Pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang mencakup perubahan hadaniah dan keterampilan motoric
2.
Perkembangan
aspek kognitif yang mencakup persepsi, bahasa, belajar dan berpikir
3.
Perkembangan
psikososial yang mencakup perkembangan emosi, kepribadian, dam hubungan antar
pribadi
Apek-aspek perkembangan
anak sekolah dasar antara lain :
1.
Perkembangan
Motorik dan Persepsi
2.
Implikasi bagi
Proses Pembelajaran
Piaget mendeskripsikan
perkembangan kognitif ke dalam 4 periode perkembangan, antara lain :
1.
Periode Sensomotorik
(0 - 1 tahun)
2.
Periode Operasi Awal (1 – 7 tahun)
3.
Periode Operasi Konkret
(7 – 12 tahun)
Good
dan Brophy (1990) mengklarifikasikan sebagai berikut :
a. Keterampilan
klasifikasi
b. Konsep
konservasi
c. Kemampuan
mengurutkan
d. Kemampuan
negotiation
e. Identitas
f. Kompensaasi
4.
Periode Operasi
Formal (12 tahun ke atas)
5.
Kesiapan Belajar
dan Implikasi bagi Pembelajaran
Piaget (Thomas
L. Good dan Jere E. Brophy, 1990: 51-52) pikiran anak merupakan struktur yang
secara terus menerus berkembang kea rah tingkat organisasi dan integrasi yang
lebih tinggi
Proses pembelajaran di
sekolah dasar bersifat terpadu dengan perkembangan fisik kognitif, sosial,
moral, dan emosional. Konsep pendekatan perkembangan dalam pembelajaran ada dua
dimensi, yaitu dimensi umum dan individual.
Kegiatan
Belajar 2 : Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran
merupakan proses inkuiri dan reflektif, yaitu :
a.
Inkuiri dalam
pembelajaran mengandung makna mempertanyakan, menjelajahi labih jauh dan
memperluas pemahaman tentang situasi.
b.
Refleksi
mengimplementasikan adanya dugaan, penilaian dalam pertimbangan faktor-faktor
signifikan untuk mencapai tujuan.
Perkembangan adalah
tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun
jangka panjang mencakup komponen-komponen sebagai berikut :
a.
Analisis
kurikulum, yaitu kegitan untuk merumuskan rencana dan bahan ajar yang lebih
bermakna dan sesuai perkembangan peserta didik
b.
Tujuan
pembelajaran; ada 4 tipe tujuan pembelajaran yaitu:
1) Tujuan
perilaku
2) Tujuan
pemecahan masalah
3) Tujuan
ekspresif
4) Tujuan
afektif
c.
Rencana kegiaan
berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
d.
Rencana
evaluasi; terdiri dari kegiatan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif
Kegiatan
Belajar 3 : Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen
Kelas
Menurut hasil kajian
literature terdapat 9 definisi gambaran pendekatan manajemen kelas, yaitu :
1.
Pendekatan
otoriter
|
6.
Pendekatan
modifikasi perilaku
|
2.
Pendekatan
intimidasi
|
7.
Menciptakan
iklim sosio-emosional
|
3.
Pendekatan
permisif
|
8.
Kelas sistem
sosial kelompok utama
|
4.
Pendekatan
buku masak
|
9.
Pendekatan
jamak atau pendekatan pluraistik (James M. Cooper,ed, 1990)
|
5.
Pendekatan
instruksional
|
Brophy dan Putnan (Good
dan Brophy, 1990) menyebutkan sebagi pendekatan optimal, yaitu sebagai
proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil
mungkin pembatasan-pembatasan.
Fungsi-fungsi pokok
manajemen kelas sebagai berikut :
1.
Fungsi preventif
2.
Fungsi kuratif
3.
Fungsi
pemeliharaan
4.
Fungsi
pengembangan
5.
Fungsi
fasilitator
6.
Fungsi motivator
Kegitan
Belajar 4 : Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses
memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan
keputusan. Dengan demikian ada 4 tahap evaluasi yaitu :
1.
Tahap persiapan
2.
Tahap memperoleh
informasi yang diperlukan
3.
Tahap membentuk judgment
4.
Tahap
menggunakan judgment untuk mengambil keputusan
Tahapan yang perlu ditempuh dalam
memilih teknik, antara lain :
1.
Memilih teknik
yang tepat, (Inkuiri, Observasi, Analisis, Tes)
2.
Memilih
Instrumen yang Paling Baik (Tes, Daftar cek, Skala penilaian, Kuesioner)
MODUL 4 : Peran Guru
dalam Bimbingan/ Konseling dan Pengelolaan Stres dalam Pekerjaan
Kegiatan
Belajar 1 : Hakikat Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling
terjemahan dari “guidance” dan “conseling” yang berarti (1) mengarahkan (to
direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), (4) menyetir (to
steer).
Menurut Sherzer dan
Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunaryo
Kartadinata (1998:4) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk
mencapai perkembangan optimal.
Bimbingan dapat
diartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
Sedangkan Konseling diatikan sebagai membantu indvidu secara perorangan dalam
siituasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Fungsi bimbingan
konseling, antara laing sebagai berikut :
1.
Fungsi
Pemahaman, (membantu siswa agar memahami diri)
2.
Fungsi
preventif, (mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi)
3.
Fungsi
pengembangan, (bersifat lebih proaktif dari fungsi lain)
4.
Fungsi
perbaikan, ( kuratif atau penyembuhan)
Asas-asas bimbingan dan
konseling natara lain sebagai berikut :
1.
Asas
kerahasiaan
|
7.
Asas
kedinamisan
|
2.
Asas
kesukarelaan
|
8.
Asas
keterpaduan
|
3.
Asass
keterbukaan
|
9.
Asas
kenormatifan
|
4.
Asas kegiatan
|
10.
Asas keahlian
|
5.
Asas
kemandirian
|
11.
Asas alih
tangan
|
6.
Asas kekinian
|
12.
Asas tut wuri
handayani
|
Prinsip-prinsip
bimbingan, antara lain :
1.
Bimbingan
diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang
2.
Bimbingan
diperuntukkan bagi semua siswa
3.
Bimbingan
dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa
4.
Bimbingan
berdasar kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan
5.
Bimbingan adalah
bagian terpadu dari proses penilaian
6.
Bimbingan
dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya
Hubungan bimbingan
dengan pendidikan dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990, Pasal
25, dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, Pasal 27 dikemukan bahwa :
1.
Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan
2.
Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing
Kegiatan
Belajar 2 : Peran Guru dalam Bimbigan dan Koseling
Peran Kepebimbingan
Guru dalam Proses Pembelajaran (Pribadi, Sosial, Karier) dapat jelaskan dalam :
1.
Bimbingan
Belajar
2.
Bimbingan
pribadi
a. Bersikap
peduli kepada anak
b. Bersikap
konsisten
c. Mengembangkan
lingkungan yang stabil
d. Bersikap
permisif
3.
Bimbingan sosial
4.
Bimbingan karier
Beberapa guru yang
dapat dilakukan untuk memperoleh belajar yang sehat, antara lain :
1.
Memanfaatkan
pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok
2.
Memanfaatkan
pendekatan-pendekatan kelompok dengan melakukan bimbingan
3.
Mengadakan
kenferensi kasus dengan melibatkan para guru da atau orang tua siswa
4.
Menjadi segi
kesehatan mental sebagai salah satu evaluasi
5.
Memasukan
aspek-aspek hubungan nsaniah ke dalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari
bahan ajaran yang harus disajikan guru
6.
Menaruh
kepedulian khusus terhadap faktor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi pembelajaran
Teknik-teknik dalam
membantu siswa yang kesulitan belajar, antara lain yaitu :
1.
Pengajaran
remedial
2.
Pengayaan
3.
Peningkatan
motivasi belajar
4.
Peningkatan
keterampilan belajar
5.
Pengembanagan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif
Kegiatan
Belajar 3 : Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru
Walter Cannon (1932)
mengemukakan bahwa manusia merespons peristiwa stress baik dengan fisik maupun
psikis untuk mempersiapkan dirinya (fight or flight response). Dadang
Hawari (1997 : 44-45) stress merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan
kehidupan yang dialaminya, dan apabila fungsi organ tubuh terganggu dinamakan
distress, sedangkan depresi merupakan reksi iiwa terhadap stressor yang
dialaminya. A. Baum (Sehlley E. Taylor, 2003) stress sebagai “perasaan tdak
enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sebagai respons
atau reaksi individu terhadap stressor yang mengancam, mengganggu, membebani,
atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan
hidupnya.”
Faktor pemicu strees
(stressor) dalam diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, antara laian :
1.
Stressor Fisik –
Biologik (penyakit, cacat, dsb)
2.
Stressor
Psikologik (negative thingking, frustasi)
3.
Stressor Sosial
(iklim kehidupan keluarga, pekerjaan)
Kegiatan
Belajar 4 : Mengelola Stres dalam Pekerjaan
Pengelolaan stress
disebut juga dengan istilah coping. Menurut R. S. Lazarus dan Folkman
(Taylor, 2003:219) coping adalah proses mengelola tuntutan (internal
atau eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena diluar kemampuan diri
individu.
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi Coping antara lain :
1.
Dukungan Sosial,
menurut House (1981) memiliki 4 fungsi :
a. Emotional support
b. Appraisa support
c. Informational support
d. Instrumental support
2.
Kepribadian
a. Hardiness
(ketabahan, Daya Tahan), Seuzanne Kobasa (1979) karakteristik :
1) Commitment
2) Internal Locus Control
3) Challange
b. Optimisme
Coping
yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan atau metode,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Rational-Emotive
Therapy (mengubah pola piker yang irrasional sehingga mengurangi
gangguan emosi atau perilaku maladaptif)
2.
Meditasi
3.
Relaksasi
4.
Mengamalkan
ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan
MODUL 5 . Kode Etik
Keguruan dan Penerapannya dalam Berbagai Bidang Kehidupan Guru
Kegiatan
Belajar 1 : Pengertian dan Fungsi Kode Etik
Secara etimologis, kode
etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara etis sebagai pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan
nilai-nilai, dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu.
Canadian Code of Ethics
(CCE) mengemukakan 4 asas etis, yaitu :
1.
Respect for the
dignity of persons (menghargai harkat dan martabat
manusia)
2.
Responsible
caring (kepedulian yang bertanggung jawab)
3.
Integrity in
relationship (integritas dalam hubungan)
4.
Responsibility
to society (tanggung jawab kepada masyarakat)
Bigs dan Blocher (1986
: 10) mengemukakan 3 kode etik yaitu :
a.
to protect a
profession from government interference (melindungi suatu
profesi dari campur tangan pemerintah)
b.
to prevent
internal disgreements within a profession (mencegah
terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi)
c.
to protect
practitioners in cases of alleged malpractice (melindungi
para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi)
Sutan Zanti dan
Syahnimar Syahrun (1992) mengemukakan 4 fungsi kode etik guru, antara lain
sebagai berikut :
1.
agar terhindar
dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2.
untuk mengatur
hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat, dan pemerintah
3.
sebagi pegangan
dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya
4.
pemberi arah dan
petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam
melaksanakan tugas
Secara umum bahwa
fungsi kode etik guru berfungsi sebagai :
a.
agar guru
memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
terhindar dari penyimpangan profesi
b.
agar guru
bertanggung jawab atas profesinya
c.
agar profesi
guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal
d.
agar guru mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa profesi guru
diakui dan digunakan masyarakat
e.
agar profesi ini
membantu dalam memecahkan maslah dan mengembangkan diri
f.
agar profess
guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah
Kegiatan
Belajar 2 : Deskripsi Kode Etik Keguruan dalam Pelaksanaan Tugas Berbagai
Bidang Kehidupan
Kode Etik Guru
Indonesia berpedoman kepada dasar-dasar sebagai berikut :
1.
Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang berjiwa
Pancasila
2.
Guru memiliki
dan melaksanakan kejujuran professional
3.
Guru berusaha
memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi bahan melakukan bimingan dan
pembinaan
4.
Guru menciptakan
suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar
5.
Guru memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk memina
peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6.
Guru secara
pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya
7.
Guru memelihara
hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
8.
Guru
bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdiannya
9.
Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
Penerapan Kode Etik
Guru dalam pelaksanaan tugasnya antara lain :
1.
Multi Peran dan
Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran
Umar
Tirtarahardja dan La Sulo (1994:262) mengemukakan peran guru sebagai manajer,
pemandu, organisator, loordinator, komunikator, fasilitator, dan motivator
dalam pembelajaran. Abin Syamsuddin (1999) mengemukakan 7 peran dan tugas guru
dalam pembelajaran yaitu konservator, innovator, transmitor, transformator,
organisator, dan planner.
2.
Penerapan Kode
Etik Guru dalam Pelaksanaan Tugasnya
Penerapan kode etik
guru dalam keluarga sedkitnya memiliki 4 fungsi, yaitu sebagai pedoman bagi
guru dalam :
1.
Membentuk
anggota keluarga menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila
2.
Menanamkan
kejujuran pada anggota keluarga
3.
Memupuk semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanan anggota keluarga
4.
Mendorong
partisipasi anggota keluarga dalam menyukseskan jalannya pendidikan
MODUL 6 . Refleksi
dalam Tugas dan Pengembangan Profesi melalui Organisasi
Kegiatan
Belajar 1 Refleksi dalam Tugas dan Berbagai Bentuknya
Refleksi professional
kependidikan, pada hakikatnya mengacu kepada kemampuan dan kesanggupan guru
merenungkan, memahami dan menyadari pengalaman diri selama menggeluti profesi
kependidikan.
Agar ada kesuaian
Tujuan Pendidikan Jangka Panjang (TPJP), Tujuan Utuh Pendidikan (TUP) dengan
Tugas Yang Dirancang (TYD) diperlukan tindakan-tindakan yang sistematik.
Tindakan tersebut dilakukan pada :
1.
Tingkat
structural (organisasi penyelenggara system pendidikan nasional di tingkat
pusat dan daerah)
2.
Tingkat
institusional (satuan pelaksanaan penyelenggaraan system pendidikan, baik
jalur, jenjang, jenis persekolahan maupun luar sekolah)
3.
Tingkat operasional
(satuan pelaksana kegiatan proses pembelajaran dan pendidikan pada jalur,
jenjang, jenis persekolahan dan pendidikan luar sekolah)
Kegiatan
Belajar 2 : Organisasi Profesi Guru
simpel, praktis n kereeen ... !
BalasHapusMakasih reveransinya
BalasHapus